ANALISIS BUTIR SOAL DALAM ASESMEN BAHASA
ANALISIS BUTIR SOAL DALAM ASESMEN BAHASA
Oleh : Nur Lailatuz Z
A. Tujuan analisis butir soal.
Tujuan analisis butir soal tes adalah untuk mengungkapkan ciri-ciri mutu butir tes serta hal hal yang berkaitan dengan pengembangan penyusunan dan penggunaan tes yang telah baik dan perlu di pertahankan. Sedangkan kekurangannya diperbaiki pada penyelengaaraan tesvyang berikutnya. Dengan analisis butir ini dapat di ungkapkan ciri ciri pokoknya terutama tingkat kesulitan dan daya beda butir butirnya dan ciri lain seperti validitas dan reliabilitas.
Menurut arikunto (1999: 205) faedah mengadakan analisis butir soal adalah 1. Dapat di identifikasi butir soal yang jelas. 2. Dapat di peroleh informasi yang akan dapat di gunakan untuk menyempurnakan soal soal untuk kepentingan lebih lanjut. 3. Dapat di peroleh gambaran secara selintas tentang keadaan tes yang kita susun.
Soal tes yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah sekaligus juga tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaiknya soal yang tidak terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putis asa dan tingkat mempunyai semangat untuk mencoba karena merasa tidak mampu atau di luar jangkauanya. Dari uraian tersebut maka perlu di adakan analisis tingkat kesulitan suatu tes. Tingkat kesulitanvtes menunjukan seberapa sukar atau mudahnya butir tes yang telah di selenggarakan.
Analisis tingkat kesulitan dapat di tempuh dengan langkah sebagai berikut :
1. Mengurutkan skor yang di peroleh peserta tes dari skor tertinggi sampai dengan skor terendah
2. Menetapkan sebanyak 27.5 dari jumlah peserta tes dengan perolehan skor tinggi (di sebut klompok atas) w7.5%peserta tes dengan skor rendah (dubsebut klompok bawah). Dan sisanya di sebut dengan kelompok tengah
3. Menganalisi jwabab bebar atau salah perbutir soal perpeserta tes. Analisis ini hanya di lakukan terhadap jawaban peserta tes kelompok atas dan kelompok bawah.
4. Menganalisis tingakt kesulitan butir soal dengan menggunakan rumus.
Daya pembeda atau tingkat diakriminasi nerupakan ciri butir tes yang di gunakan untuk menunjukan adanya perbedaan tingakt kemampuan antara kelompok peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan yang berkemamouan rendah. Dengan pernyatan lain dayavpembeda menjawab persoalan seberapa besar suatu butir soal tes dapat membedakan antara peserta tes kelompok atas dan tes kelompok bawah . Analisis daya pembeda dapat di tempuh dengan langkah sebagai berikut:
1. Mengurutkan skor yang di peroleh peserta tes dari akor tertinggi sampai dengan skor terendah.
2.menetapkan sebanyak 27.5% dari jumlah peserta tes dengan perolehan skor tinggi (di sebut kelompok atas ). 27.5% peserta tes dengan skor tmrendah (di sebut kelompom bawah ). Dan sisanya di sebut dengan kelompoj tengah.
3 menganalisis jawaban benar atau salah perbutir soal perpeserta tes. Analisis ini hanya di lakukan terhadap jawaban peserta tes kelompok atas dan kelompok bawah.
4. Menganalisis daya pembeda butir soal dengan menggunakan rumus : ID = FH-FL Di bgi n.
Analisis tingkat kesulitan dan daya pembeda di atas hanya dapat di terapkan jenis soal objektif sedangkan untuk jenis soal esai di gunakan rumus noll dan kawan kawan nya.
Langkah langkah untuk menganalisis butir soal esai hampir sama dengan analisis butir soal objektif yaitu sebagai berikut :
1. Mengurutkan skor yang di peroleh peserta tes dari skor tertinggi sampai dengan skor terendah.
2. Menetapkan sebanyak 27.5% dari jumlah peserta tes dengan perolegan skor tinggi ( disebut kelompok atas) :27.5 % peserta tes dengan skor terendah ( di sebut kelompok bawah) dan sisanya di sebut dengannkelompok tengah
3. Memberikan skor kepada setiap nomor butir soal pada semua siswa baik kelompok atas maupun bawah.
4. Menganalisis tingkat kesulitan dan daya pembeda dengan rumus.
Untuk melihat apakah suatu butir soal baik atau tidak,tidak hanya berdasarkan besarnya indeks tingkat kesulitan dan daya pembeda saja tetapi juga bagaimana sebaranbdiatribusi frekuensi jawaban pada alternatuf yang di sediakan.
Analisis butir ini di dasari oada suatu pemikiran bahwa harus ada perbedaab frekuensi jawaban antara sisw kelompok atas dan kelompok bawah. Untuk setiap alternatif jawaban betulm kelompok atas harus memilih secara lebih banyak karena besarnya selisih jawaban betul inilah yang akan menentukan besar kecilnya indeks daya pembeda.
Untuk mengetahui evefektivitas alternatif jawaban aanya oenyimpangan perlu di lakukan kegiatan analisis pengecoh karena kegiatan inilah akan di ketahui sebaran atau distribusi frekuensi jawaban. Langkah yang harus di tempuh untuk melakukan analisis pengecoh adalah sebagai berikut :
1. Mengurutkan skor yang di peroleh peserta tes dari skor tertinggi sampai dengan skor terendah.
2. menetapkan sebanyak 27.5 % dari jumlah peserta tes dengan perolehan skor tinggi ( disebut kelompok atas ); 27.5% peserta tes dengan skor endah (di sebut kelompok bawah ) dan sisanya di sebut dengan kelompok tengah.
3. Menghitung pilihan terhadap alternatif jawaban semua butir soal untuk seluruh siswa dalah 2 kelompok sehingga di oeroleh data sebaran distribusi frekuensi jawaban siswa dalam dua kelompok.
4. Melakukan analisis pengecoh butir soal dengan melihat dan membandingkan jumlah jawaban pada pengecoh antara kelompok atas dengan kelompok bawah. Pengecoj yang baik paling tidak harus memlih lebih banyak pada alternatif jawaban benar.
Komentar
Posting Komentar