PENDEKATAN DAN METODOLOGI PEMBELAJARAN BAHASA
PENDEKATAN DAN METODOLOGI PEMBELAJARAN BAHASA
A. PENDEKATAN
Pendekatan rasionalis dikenal juga sebagai aliran mentalis yang dipelopori oleh Chomsky. Asumsi-asumsi tentang bahasa, proses belajar dan mengajar bahasa yang dianut oleh pengikut aliran ini adalah:
- Manusia adalah satu-satunya yang dapat belajar bahasa.
- Bahasa yang hidup adalah bahasa yang dapat digunakan dalam berfikir.
- Bahasa yang hidup ditandai oleh kreativitas yang dituntut oleh aturan-aturan tatabahasa.
- Aturan-aturan tatabahasa bertalian dengan tingkah laku kejiwaan.
Di bawah ini dikemukakan beberapa pemikiran dari Semi (1993) berkenaan dengan pendekatan dan metodologi pengajaran dan beberapa ahli pembelajaran bahasa lainnya.
a. Pendekatan Formal
Semi (1993) menyatakan bahwa pendekatan formal merupakan pendekatan klasik dan tradisional dalam pembelajaran bahasa. Pendekatan ini sering disebut dengan pendekatan informatif karena kecenderungannya menyampaikan informasi tentang bahasa tanpa mempedulikan pengetahuan praktis atau kemampuan bahasa.
Pendekatan formal dipakai dalam dua metode pembelajaran bahasa, yaitu:
1. Metode penerjemahan tatabahasa : mengutamakan pemberian pola-pola tatabahasa dengan menerjemahkan contoh-contoh pemakaiannya.
2. Metode membaca : menggunakan bahasa tulis.
b. Pendekatan Fungsional
Menurut Semi (1993), pendekatan ini menyarankan apabila mempelajari bahasa sebaiknya melakukan kontak langsung dengan masyarakat atau orang yang menggunakan bahasa itu. Pendekatan ini memunculkan berbagai metode belajar bahasa antara lain:
1. Metode langsung
Menggunakan bahasa tanpa melakukan terjemahan dan tanpa mempersoalkan kaidah-kaidah tatabahasa.
2. Metode pembatasan
Pengajaran bahasa dengan jalan menggunakan langsung bahasa yang sedang dipelajari, tetapi dengan seleksi kosa kata dan seleksi tatabahasa.
3. Metode intensif
Metode mengajar yang digunakan untuk jumlah peserta didik yang terbatas sehingga tubian (drill) dan pengulangan pengucapan kalimat lebih sering, dan perbaikan ucapan dpat dilakukan segera.
4. Metode audio-visual
Metode audio-visual mengajarkan bahsa dengan memanfaatkan alat-alat pandang dengar, seperti video, kartu, tope-recorder, program televisi, sehingga pengajaran menjadi lebih hidup dan menarik.
5. Metode linguistik
Metode linguistik ialah pengajaran bahasa yang memepertimbangkan segi-segi objektif dan subjektif dengan tahapan-tahapan belajar yang jelas.c. Pendekatan Integral
Menurut Semi (1993) pendekatan integral menganut pengertian bahwa pengajaran bahasa harus merupakan sesuatu yang multidimensional. Artinya, banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Oleh sebab itu, pengajaran harus fleksible dan dengan metodologi yang terbuka.
Semi (1993) menyatakan bahwa pendekatan sosiolinguistik adalah studi tentang hubungan gejala masyarakat dengan gejala bahasa. Sosiolinguisik telah memberikan atau merumuskan konsep-konsep tertentu yang berharga bagi pengembangan dan pengajaran bahasa antara lain:
a.) Bahasa merupakan sebuah sistem yang mempunyai variasi atau ragam. Konsep ini menunjukkan bagaimana pentingnya posisi bahasa dalam masyarakat.
b.)Bahasa sebagai identitas kelompok. Artinya, setiap manusia normal mesti amampu berbahasa, stidak-tidaknya satu bahasa.
c.) Bahasa sebagai alat komunikasi. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyatakan pikiran danperasaan terhadap seseorang atau sekelompok orang.
e. Pendekatan Psikologi
Semi (1993) mengemukakakn bahwa pendekatan psikologi bahasa berkaitan dengan ilmu yang menelaah bagaimana peserta didik belajar, dan bagaimana peserta didik sebagai individu yang kompleks. Premis dan asumsi psikologi dimanfaatkan dalam pendekatan ini, terutama dalam penyusunan strategi mengajar, antara lain:
1. Teori Behaviorisme
Secara lebih detail teori behaviorisme adalah seperti dirincikan di bawah ini:
a. Proses belajar sangat bergantung kepada faktor yang berada di luar dirinya, sehingga ia memerlukan stimulus dari pengajarannyab. Hasil belajar banyak ditentukan oleh proses peniruan, pengulangan, dan penguatan.
c. Belajar harus melalui tahap-tahap tertentu, sedikit demi sedikit, yang mudah mendahuliu yang lebih sulit.
2. Teori Gestalt
Teori ini beranggapan bahwa setiap individu mempunyai kajian mendalam. Dalam pengajaran bahasa teori ini kerap kali dinyatakan berupa anjuran agar bahasa pengajaran jangan diberikan sepotong-potong, melainkan harus diberikan secara utuh dan dalam struktur yang bermakna.
3. Teori Kognitif
Menurut teori kognitif segala aktivitas manusia yang dilakukan dengan sadar bersumber pada otak dan digerakan oleh kognitif yang meliputi segala aspek kegiatan, mulai dari menyadari adanya masalah, mengidentifikasikannya, merumuskan hipotesis, mengumpulkan informasi atau data, mengambil simpulan, mengevaluasi simpulan, sampai kepada strategi untuk mencapai tujuan.
f. Pendekatan Psikolinguistik
Semi (1993) menguraikan bahwa pendekatan ini bertumpu pada pemikiran tentang bagaimana proses yang terjadi dalam benak anak ketika mulai belajar bahasa, serta bagaiamana pula perkembangannya. Menurutnya, di dalam propses penguasaan bahasa terdapat teori empirisme yang pada akhirnya sejalan dengan paham behaviorisme. Teori ini beranggapan bahwa keberhasilan belajar seseorang sangat ditentkan oleh faktor luar atau faktor eksternal.
Pendekatan ini dipelopori oleh Skinner pada sekitar tahun 1957. Pringgawidagda (2002) mengetengahkan bahwa pendektan behavioristik dapat dikendalikan dari luar, yaitu dengan stimulus-respon. Lingkungan memberikan stimulus atau rangsangan sedangkan pembelajar memberikan respon. Belajar bahasa dengan cara peniruan atau tubian merupakan teknik utma pendekatan behavioristik.
h. Pendekatan Pengelolaan Kelas
1) Pendekatan Otoriter
Pandangan yang otoriter dalam pengelolaan kelas merupakan proses belajar untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas. Bila timbul-timbul masalah yang merusak ketertiban atau kedisiplinan kelas kelas, maka perlu ada pendekatan : 1) perintah dan larangan, 2) penekanan dan penguasaan, 3) penghukuman dan pengancaman.
2) Pendekatan Permisif
Pendekatan permisif dalam pengelolaan kelas merupakan serangkaian kegiatan pengajar yang mengoptimalkan kebahasaan pembelajar untuk melakukan sesuatu. Menurut pendekatan ini, apabila kebebasan pembelajar dihalangi, akan menghambat perkembangan pembelajar.
3) Pendekatan Pengubahan Perilaku
Pendekatan ini berdasar pada teori bahwa semua perilaku pembelajar, baik yang disukai maupun yang tidak disukai adalah hasil belajar.
4) Pendekatan Iklim Sosio-Emosional
Pendekatan ini berpandangan bahwa pengelolaan kelas yang efektif merupakan fungsi dari hubungan yang baik antara pengajar dan peserta didik, antara peserta didik dengan peserta didik lainnya. Penekanan sistem sosio-emosional berakar pada pandangan yang mengutamakan hubungan saling menerima. Sikap empati sebagai sesama manusia.
5) Pendekatan Proses Kelompok
Pendekatan proses kelompok ini didasarkan atas prinsip-prinsip sosial dalam psikologi dan dinamika kelompok. Anggapan dasar pengelolaan kelas ini bertumpu pada dua segi : (1) kegiatan pembelajar di sekolah berlangsung dalam suatu kelompok tertentu, (2) kelas adalah suatu sistem sosial yang memiliki ciri-ciri sebagaimana dimiliki oleh sistem soaial lainnya.
i. Pendekatan Komunikatif
Pendekatan ini lahir akibat adanya ketidakpuasan para praktisi atau pengajar bahasa atas hasil yang dicapai oleh metode tatabahasa-terjemahan, yang hanya mengutamakan penguasaan kaidah tatabahasa, mengesampingkan kemampuan berkomunikasi sebagai bentuk akhir yang diharapkan dari belajar bahasa. Dalam pendekatan ini pelajar harus mampu berinteraksi secara lisan maupun tulisan. Pembelajar harus menguasai kaidah-kaidah kebahasaan, serta harus mampu menggunakannya dalam berbagai kegiata sehari-hari.
B. METODE
Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (KBBI, 1995). Beberapa metode pembelajaran yang dapat diterapkan antara lain:
a. Metode Terjemahan Tatabahasa
Metode ini sering disebut metode tradisioanal. Metode ini dapat membantu pembelajar untuk lebih memahami bahasa yang dipelajarainya dengan cara menganalisis tatabahasa dan terjemahan bahasa yang menjadi sasarannya.
b. Metode Membaca
Metode ini bertujuan agar peserta didik mempunyai kemampuan memahami teks bacaan yang diperlukan dalam belajar. Mereka harus mampu memahami teks yang mereka baca dan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan teks tersebut yaitu 5W+ 1 H.
c. Metode Audio-Lingual
Metode Audio-Lingual adalah hasil perpaduan antara linguistik struktural dengan psikologi behavioris yang memandang proses pembelajaran dari sudut conditioning. Metode ini benar-benar menitik beratkan pada aspek linguistik melalui analisis kesalahan pengucapan.
d. Metode Reseptif dan Produktif
Metode reseptif mengarah pada proses penerimaan isi bacaan , baik yang tersurat maupun yang tersirat. Yang dipentingkan dalam metode reseptif ialah bagaimana isi bacaan dapat di serap dengan baik oleh peserta didik.
e. Metode Langsung
Metode langsung berasumsi bahwa belajar bahasa yang baik adalah belajar langsung menggunakan bahasa, secara intensif dalam komunikasi. Orientasi metode ini adalah penggunaan bahasa di masyarakat.
f. Metode Komunikatif
Metode ini menitikberatkan pada terjadinya komunikasi selama proses belajar berlangsung dan faktor pengajar memegang posisi penting selama proses belajar.
g. Metode Integratif
Integratif berarti menyatukan beberapa aspek ke dalam satu proses. Integratif terbagi menjadi interbidang studi dan antar bidang studi.
h. Metode Tematik
Dalam metode tematik semua komponen materi pembelajaran diintegrasikan ke dalam tema yang sama dalam satu unit pertemuan. Yang perlu dipahami adalah tema bukanlah tujuan, tetapi alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
i. Metode Kuantum
Metode kuantum meruapakan metode yang bertumpu pada metode Freire dan Lozonov. Metode ini mengutamakan percepatan belajar dengan cara keikutsertaan peserta didik dalam melihat potensi diri dalam kondisi penguasaan diri.
j. Metode Konstruktivistik
Metode ini didasari oleh teori belajar kognitif yang menekankan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran generatif, strategi bertanya, inkuiri dan keterampilan metakognitif. Makna ‘konstruktivistik’ berarti pula bahwa para peserta didik diajak menyusun kembali rencana kerja, mensimulasikan sebuah proyek kerja, dan lain-lain.
k. Metode Partisipatori
Metode partisipatori menekankan keterlibatan atau keikutsertaan peserta didik secara penuh. Pelibatan peserta didik dalam metode ini merupakan sebuah keniscayaan , karena penilaian utama diberikan pada partisipasi setiap peserta didik.
l. Metode Kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah konsepsi pembelajaran yang membantu pengajar menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata serta pembelajaran yang memotivasi peserta didik agar menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
m. Metode Pembelajaran Bahasa Komunitas
Prinsip dasar metode dalam memasukkan ranah afektif dalam pembelajaran kognitif. Prinsip proses pembelajarannya adalah membina hubungan antara pengajar dengan pembelajar, pembelajar dengan pembelajar.
n. Metode Respons Fisik Total
Fase proses pembelajaran dengan metode respons fisik total yaitu: (1) pengajar memberi perintah kepada beberapa peserta didik, kemudian memperagakannya bersama-sama, (2) peserta didik mendemonstrasikan perintah tanpa pembelajar, (3) peserta didik belajar membaca dan menulis perintah, (4) peserta didik belajar memberikan perintah.
o. Metode Cara Diam
Metode ini dikembangkan oleh Grattegno. Metode ini mengharuskan pembelajar memanfaatkan sumber-sumber yang ada dalam diri mereka: struktur kognitif, pengalaman, emosi, wawasan atau latar belakang pengetahuan.
p. Metode Sugestopedia
Metode ini dikembangkan oleh seorang ahli fisika dan psikoterapi. Dalam metode ini di asumsikan bahwa relaksasi merupakan teknik yang tepat untuk digunakan. Metode ini menekankan sugesti kepada peserta didik agar mereka memiliki kepercayaan diri. Pengajar menekan perasaan negatif, misalnya perasaan rendah diri, malu, kurang spontan, dll.
C. TEKNIK
Teknik merupakan suatu kiat, siasat, atau penemuan yang digunakan untuk menyelesaikan serta menyempurnakan suatu tujuan langsung. Teknik harus selaras dan serasi dengan pendekatan. Kemampuan pengajar sangat menentukan dalam memilih teknik mengajar yang akan digunakan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
- Teknik penyajian diskusi
- Teknik penyajian kerja kelompok
- Teknik penyajian penemuan
- Teknik penyajian simulasi
- Teknik penyajian unit teaching
- Teknik penyajian sumbang saran
- Teknik penyajian inquiry
- Teknik penyajian eksperimen
- Teknik penyajian demonstrasi
- Teknik penyajian karya wisata
- Teknik penyajian kerja lapangan
- Teknik penyajian secara kasus
- Teknik penyajian secara sistem regu
- Teknik penyajian latihan tubian
- Teknik penyajian ceramah
Komentar
Posting Komentar