Pengembangan Materi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
PENGEMBANGAN MATERI dalam PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Untuk Memenuhi Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa Indonesia
Dosen Pembimbing :
M. Bayu Firmansyah. M.Pd
Disusun oleh :
Nur Lailatuz Zahroh (16188201028)
STKIP PGRI
PASURUAN
Jl. Kihajar
Dewantara 27-29 pasuruan
Tahun ajaran
2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kita begitu banyak nikmat,
diantaranya nikmat iman dan islam, lebih-lebih nikmat kesehatan sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya meskipun dalam bentuk
yang sederhana.
Salam
dan salawat semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita yaitu Nabi
Muhammad SAW, nabi yang menjadi suri tauladan kita dan saya juga mengucapkan
terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini, khususnya ucapan terimakasih kami sampaikan kepada bapak M. Bayu
Firmansyah. M.Pd. selaku dosen mata kuliah Metode Pembelajaran BI yang telah
menuntun dan mengarahkan saya sampai akhirnya makalah ini selesai. Dan
mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfa’at bagi para pembaca. Amin!
Dalam makalah ini sungguh masih terdapat banyak kesalahan baik dalam bentuk
penulisannya maupun dalam bentuk penyusunannya, maka dari itu saya
mengharapkan kepada para pembaca makalah ini dapat diberikan masukan dan kritik yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Penyusun
Nur lailatuz zahroh
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Materi Pembelajaran
2.2 Bahan Ajar dan Jenis-jenisnya
2.3 Langkah-langkah Pemilihan Bahan Ajar
2.4 Penentuan Cakupan dan Urutan Bahan Ajar
2.5 Sumber Bahan Ajar
2.6 Strategi Mempelajari Bahan Ajar oleh
Pembelajar
2.7 Pendalaman Bahan Ajar Bahasa Indonesia
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bahasa
memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, social, dan emosional
peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua
bidang studi. Pembelajaran
bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan
maupun tulis, menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia
Indonesia.
Guru bahasa indonesia dapat mengimplementasikan
dengan memberikan materi pembelajaran atau bahan ajar yang terdiri atas
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dipelajari oleh siswa. Hal itu
harus sesuai dengan standart kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD).
Masalah yang sering dihadapi guru dalam
kegiatan pembelajaran adalah menentukan atau memilih materi pembelajarn
atau bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu peserta didik mencapai
kompetensi atau tujuan. Hal ini disebabkan dalam bentuk “materi pokok’’.
Menjadi tugas guru untuk menjabarkan materi pokok tersebut sehingga menjadi
bahan ajar yang lengkap.
Masalah yang sering dihadapi guru berkenaan dengan
bahan ajar adalah guru memberikan bahan ajar atau materi pembelajaran terlalu
luas atau terlalu sedikit, terlalu mendalam atau terlalu dangkal, urutan
penyajian yang tidak tepat, dan jenis materi bahan ajar yang tidak sesuai
dengan kompetensi yang ingin dicapai oleh pembelajar. Oleh karena itu, materi pembelajaran harus dipilih seoptimal mungkin untuk membantu
peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan pemilihan materi
pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan, dan perlakuan (treatment)
terhadap materi pembelajaran tersebut. Agar guru dapat membuat persiapan yang
berdaya guna dan berhasil guna, dituntut memahami berbagai aspek yang berkaitan
dengan pengembangan materi pembelajaran, baik berkaitan dengan hakikat, fungsi,
prinsip, maupun prosedur pengembangan materi serta mengukur efektivitas
persiapan tersebut.
1.2
Rumusan Masalah
11) Apa pengertian materi pembelajaran?
22) Apa saja jenis-jenis bahan ajar?
33) Bagaimana langkah-langkah dalam pemilihan bahan ajar?
44) Apa sajakah penentuan cakupan dan urutan bahan ajar?
55) Apa saja sumber bahan ajar itu?
66) Bagaiamana strategi dalam mempelajari bahan ajar oleh pembelajar?
77) Bagaiamankah pendalaman bahan ajar dalam bahasa
Indonesia?
1.3
Tujuan
11) Untuk mengetahui pengertian materi pembelajaran.
22) Mendiskripsikan jenis-jenis bahan ajar.
33) Mendiskripsikan langkah-langkah dalam pemilihan bahan
ajar.
44) Untuk mengetahui penentuan cakupan dan urutan bahan ajar.
55) Untuk mengetahui sumber bahan ajar.
66) Untuk mengetahui strategi dalam mempelajari bahan ajar
oleh pembelajar.
77) Untuk mengetahui pendalaman bahan ajar dalam bahasa
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Materi Pembelajaran
Secara
garis besar dapat dikemukakan bahwa materi pembelajaran (instructional
material) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai oleh
peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Menurut
National Center for Vocational Education Research Ltd ada tiga pengertian
materi pembelajaran yaitu: 1) merupakan informasi, alat dan teks yang
diperlukan guru/ instruktur untuk perencanaan dan penelaah inplementasi
pembelajaran; 2) segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/
instruktur dalam kegiatan belajar mengajar di kelas; 3) seperangkat substansi
pembelajaran yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok yang utuh dari
kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam proses pembelajaran.
Materi
pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum,
yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran
yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Artinya materi yang
ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar
menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar serta indicator.
2.2 Bahan Ajar dan
Jenis-jenisnya
Jenis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasi
sebagai berikut.
1) Fakta yaitu segala hal yang bewujud
kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama objek, peristiwa sejarah, lambang,
nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya.
Contoh dalam mata pelajaran Sejarah: Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan
pembentukan Pemerintahan Indonesia.
2) Konsep yaitu segala yang berwujud
pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi
definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti /isi dan sebagainya. Contoh,
dalam mata pelajaran Biologi: Hutan hujan tropis di Indonesia sebagai sumber plasma nutfah,
Usaha-usaha pelestarian keanekargaman hayati Indonesia secara in-situ
dan ex-situ, dsb.
3) Prinsip
yaitu
berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil,
rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan
antarkonsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat. Contoh, dalam mata
pelajaran Fisika: Hukum Newton tentang gerak, Hukum 1 Newton, Hukum 2 Newton, Hukum 3
Newton, Gesekan Statis dan Gesekan Kinetis, dsb.
4) Prosedur
merupakan
langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan
kronologi suatu sistem. Contoh, dalam mata pelajaran TIK:
Langkah-langkah mengakses internet, trik dan strategi penggunaan Web Browser
dan Search Engine, dsb.
5) Sikap
atau Nilai merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai kejujuran,
kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar dan bekerja, dsb.
Contoh, dalam mata pelajaran Geografi: Pemanfaatan lingkungan hidup dan
pembangunan berkelanjutan, yaitu pengertian lingkungan, komponen ekosistem,
lingkungan hidup sebagai sumberdaya, pembangunan berkelanjutan.
2.3 Langkah-langkah
Pemilihan Bahan Ajar
Kriteria bahan ajar yang harus diperhatikan adalah
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dibawah ini akan dipaparkan
langkah-langkah dalam pemilihan bahan ajar, antara lain:
1) Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap
aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang
berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran.
2) Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran. Materi
pembelajaran dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif, seperti sudah diuraikan di
atas secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu: fakta, konsep,
prinsip, dan prosedur. Materi pemebelajaran aspek afektif meliputi: pemberian
respon, penerimaan (apresiasi), internalisasi, dan penilaian. Materi
pemebelajaran aspek motorik terdiri atas gerakan awal, semi rutin, dan rutin.
3) Memilih materi. Hal yang perlu diperhatikan adalah jumlah
atau ruang lingkup yang cukup memadai sehingga mempermudah pembelajar dalam
mencapai standar kompetensi.
2.4 Penentuan
Cakupan dan Urutan Bahan Ajar
1) Penentuan cakupan materi pembelajaran
Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus
memperhatikan apakah materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip,
prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotor, karena ketika sudah
diimplementasikan dalam proses pembelajaran maka tiap-tiap jenis uraian materi
tersebut memerlukan strategi dan media pembelajaran yang berbeda-beda.
Selain memperhatikan jenis
materi juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam
menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman
materinya. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan seberapa banyak
materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran. Kedalaman
materi menyangkut rincian konsep-konsep yang terkandung di dalamnya yang harus
dipelajari oleh peserta didik.
Sebagai contoh, proses
fotosintesis dapat diajarkan di SD, SMP dan SMA, juga di perguruan tinggi,
namun keluasan dan kedalaman pada setiap jenjang pendidikan tersebut akan
berbeda-beda. Semakin tinggi jenjang pendidikan akan semakin luas cakupan aspek
proses fotosintesis yang dipelajari dan semakin detail pula setiap aspek yang
dipelajari. Di SD dan SMP aspek kimia disinggung sedikit tanpa menunjukkan
reaksi kimianya. Di SMA reaksi-reaksi kimia mulai dipelajari dan di perguruan
tinggi reaksi kimia dari proses fotosintesis semakin diperdalam.
Kecukupan atau memadainya
cakupan materi juga perlu diperhatikan. Memadainya cakupan aspek materi dari
suatu materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan
kompetensi dasar yang telah ditentukan. Misalnya, jika dalam pembelajaran
dimaksudkan untuk memberikan kemampuan kepada peserta didik di bidang jual
beli, maka uraian materinya mencakup:
a. penguasaan atas konsep
pembelian, penjualan, laba, dan rugi;
b. rumus menghitung laba dan rugi
jika diketahui pembelian dan penjualan;
c. penerapan/aplikasi rumus
menghitung laba dan rugi.
Cakupan
atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang
akan diajarkan terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga
terjadi kesesuaian dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Misalnya dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia di kelas XI, salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai
peserta didik adalah ” Menulis surat dagang dan surat kuasa“. Setelah diidentifikasi, ternyata
materi pembelajaran untuk mencapai kemampuan tersebut termasuk jenis prosedur.
Jika kita analisis, secara garis besar cakupan materi yang harus dipelajari
peserta didik agar mampu membuat Surat Dagang sekurang-kurangnya meliputi: (1)
jenis surat niaga, (2) jenis perjanjian jual beli dan surat
kuasa, (3) menulis surat perjanjian jual – beli dan surat
kuasa sesuai dengan keperluan , (4) surat perjanjian jual –
beli dan surat berdasarkan struktur kalimat dan EYD.
2) Urutan materi pembelajaran
Urutan penyajian berguna untuk menentukan urutan proses pembelajaran. Tanpa
urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran
mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan
menyulitkan peserta didik dalam mempelajarinya. Misalnya, materi operasi bilangan penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian. Peserta didik akan mengalami kesulitan
mempelajari pengurangan jika materi penjumlahan belum dipelajari. Peserta didik
akan mengalami kesulitan melakukan pembagian jika materi perkalian belum
dipelajari. Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta
kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok, yaitu: pendekatan
prosedural dan hierarkis.
a) Pendekatan prosedural
Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan
langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu
tugas. Misalnya langkah-langkah: dalam menelpon, dalam mengoperasikan
peralatan kamera video, cara menginstalasi program computer, dan
sebagainya.
b) Pendekatan hierarkis
Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan
urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah.
Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari
materi berikutnya.
2.5 Sumber Bahan
Ajar
Sumber bahan
ajar adalah tempat diamana bahan ajar dapat diperoleh. Dalam mencari sumber
bahan ajar, pembelajar dapat dilibatkan untuk mencarinya. Beberapa sumber yang
dimaksud dapat disebutkan di bawah ini:
1) Buku teks
Buku teks
yang digunakan sebagai sumber bahan ajar untuk suatu jenis mata pelajaran tidak
harus satu jenis, apalagi hanya berasal dari satu pengarang atau penerbit.
Gunakan sebanyak mungkin buku teks agar dapat diperoleh wawasan yang luas.
2) Laporan hasil penelitian
Laporan
hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para
peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang aktual atau
mutakhir.
3) Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran
ilmiah)
Penerbitan
berkala yang berisiskan hasil penelitian atau hasil pemikiran sangat bermanfaat
untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Jurnal-jurnal tersebut berisiskan
berbagai bahan penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya
masing-masingyang telah dikaji kebenarannya.
4) Pakar bidang studi
Pakar
atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber bahan ajar. Pakar tadi
dapat dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang
lingkup, kedalaman, urutan dan sebagainya.
5) Profesional
Kalangan
profesional adalah orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan
perbankan misalnya tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan. Sehubungan dengan
itu bahan ajar yang berkenaan dengan ekonomi dan keuangan dapat ditanyakan pada
orang-orang yang bekerja di perbankan.
6) Buku kurikulum
Buku
kurikulum penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Karena berdasar
kurikulum itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi bahan dapat
ditemukan. Hanya saja materi yang tercantum dalam kurikulum hanya berisikan poko-pokok
materi. Gurulah yang harus menjabarkan materi pokok menjadi bahan ajar yang
terperinci.
7) Terbitan berkala seperti harian, mingguan dan
bulanan
Terbitan
berkala seperti koran banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan bahan
ajar suatu mata pelajaran. Penyajian dalam koran-koran atau mingguan
menggunakan bahasa populer yang mudah dipahami.
8) Internet
Bahan
ajar dapat pula diperoleh melalui jaringan internet. Di internet kita dapat memperoleh
segala macam sumber bahan ajar. Bahkan satuan pelajaran harian untuk berbagai
mata pelajaran dapat kita peroleh melalui internet.
9) Media audiovisual (TV, Video, VCD, kaset auditif)
Berbagai
jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata
pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan
belantara melalui siaran televisi.
10) Lingkungan
(alam.sosial, seni budaya, teknik, industri, ekonomi)
Berbagai
lingkunagan seperti lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan seni budaya,
teknik, industri, dan lingkungan ekonomi dapat digunakan sebagai sumber bahan
ajar. Untuk mempelajari abrasi atau penggerusan pantai, jenis pasir, glombang
pasang misalnya kita dapat menggunakan lingkungan alam berupa pantai sebagai
sumber.
2.6 Strategi
Mempelajari Bahan Ajar oleh Pembelajar
Secara khusus
dalam mempelajarai materi pembelajaran, kegiatan pembelajara dapat
dikelompokkan menjadi emapat, yaitu sebagai berikut:
1)
Menghafal (verbal
& parafrasa)
Menghafal
verbal adalah menghafal persis seperti apa adanya. Terdapat materi mata
pelajaran yang memang harus dihafal persis seperti apa adanya, misalnya nama
orang, nama tempat, nama zat, lambang, peristiwa sejarah, nama-nama bagian atau
komponen suatu benda. Sebaliknya ada juga materi pembelajaran yang tidak harus
dihafal persis seperti apa adanya tetapi
dapat diungkapkan dengan bahasa atau kalimat sendiri (hafal parafrase). Yang
penting pembelajar paham atau mengerti, misalnya paham inti isis pembukaan UUD
1945, definisis saham, dalil Archimides, dan sebagainya.
2)
Menggunakan/mengaplikasikan
(Use)
Dalam proses
pembelajaran pembelajar perlu memiliki kemampuan untuk menggunakan, menerapkan
atau mengaplikasikan materi yang telah dipelajari. Penggunaan fakta atau data
adalah untuk dijadikan bukti dalam rangka pengambilan keputusan. Penggunaan
materi konsep adalah untuk menyusun proposisi, dalil, atau rumus. Misalnya pada
konsep jual beli meliputi penjualan, laba, biaya modal, untung, dan konsep
“lebih besar”. Penerapan atau penggunaan prinsip adalah untuk memecahkan
masalah pada kasus-kasus lain. Penggunaan materi prosedur adalah untuk
dikerjakan atau dipraktikan. Penggunaan prosedur (psikomotorik) adalah untuk
mengerjakan tugas atau melakukan suatu perbuatan. Penggunaan materi sikap
adalah berperilaku sesuai nilai atau sikap yang telah dipelajari.
3)
Menemukan
Yang dimaksud
penemuan (finding) adalah menemukan cara memecahkan masalah-masalah baru dengan
menggunakan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajari. Gagne
(1987) menyebutnya sebagai penerapan strategi kognitif. Misalnya, setelah
mempelajari hukum bejana berhubungan seorang pembelajar dapat membuat peralatan
penyiram pot gantung mengguanakan pipa-pipa paralon.
4)
Memilih Materi
Yang dimaksud
dengan memilih disini adalah memilih untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
Misalnya, memilih membaca nove daripada membaca tulisan ilmiah. Pemilihan
seperti itu berkaitan dengan aspek sikap dan nilai dalam kehidupan.dengan
pemilihan yang dilakukan oleh pembelajar, mereka harus mampu memberikan
argumentasi atau pertnggungjawaban “mengapa saya harus memilih itu?”. Hal ini
penting untuk mengembangkan pemikiran kritis dan kreatif.
2.7 Pendalaman
Bahan Ajar Bahasa Indonesia
Secara garis besar, materi pembelajaran yang harus
diajarkan untuk mata pelajaran bahasa Indonesia dikelompokkan atas dasar
keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat
jenis keterampiln tersebut harus diajarkan kepada pembelajar baik dalam bentuk
keterampilan berbahasa nonsatra maupun maupun keterampilan bersastra.
1) Keterampilan mendengarkan
Ketika berkomuniasi lisan, seseorang haru mampu menangkap
informasi yang disampaikan oleh penutur. Aktivitas penyimakan yang perlu
diajarkan kepada pembelajar adalah menyimak intensif, menyimak ekstensif, serta
menyimak reflektif. Semua itu harus diberikan melalui berbagai jenis tuturan,
misalnya pidato, khotbah, diskusi, seminar dan sebagainya.
Dri sekian banyak materi menyimak, yang perlu mendapat
perhatian guru adalah memahami bagaimana mengatakannya sehingga menangkap apa
yang dimaksudkan dan bukan sekadar menangkap apa yang dikatakan.
2) Keterampilan berbicara
Keterampilan berbicara merupakan kemampuan mengungkapkan
gagasan menggunakan bahasa lisan. Materi yang harus diajarkan mencakup banyak
hal, misalnya diskusi, wawancara, memperkenalkan diri, bercerita, dan
sebagainya. Disamping itu, yang perlu mendapat perhatian ketika mengajarkan
keterampilan berbicara adalah apa yang dikatakan dan bagaimana cara
mengatakannya.
3) Keterampilan membaca
Keterampilan membaca merupakan kemampuan menagkap informasi
yang disampaikan melalui bahasa tulis (wacana tulis). Kemampuan membaca
membahasa kemampuan membaca cepat (scimming,
scanning, membaca ekstensif), membaca intensif (membaca kritis, membaca
pemahaman), membaca kritis, dan sebagainya. Berbagai wacana tulis yang beraneka
ragam, seperti membaca artikel, membaca tabel, bagan, skema, teks drama, teks
cerpen, puisi, laporan, dan sebagainya.
4) Keterampilan menulis
Kemampuan
menulis merupakan kemampuan mengungkapkan gagasan menggunakan bahasa tulis.
Materi yang harus diajarkan mencakup menulis dengan topik tertentu yang
menarik, menulis pengumuman, menulis berita, karya ilmiah sederhana, mengungkapkan
informasi dalam bentuk paragraf (naratif, deskriptif, ekspositif,
argumentatif), menulis pengalaman yang menarik, menulis surat pribadi, dan
sebagainya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Materi pembelajaran
(instructional material) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus
dikuasai oleh peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan. Jenis-jenis bahan ajar
meliputi fakta, konsep, prinip, prosedur, sikap atau nilai. Pembelajaran bahasa
menyangkut empat (4) keterampilan yaitu keterampilan membaca, menulis,
mendengarkan dan menyimak. Dari keempat pembelajaran tersebut guru harus mampu
dalam menyampaikannya kepada pembelajar dan
Guru juga harus mampu dan tepat dalam memilih bahan ajar untuk
pembelajar sesuai dengan standart
kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD).
DAFTAR PUSTAKA
Pranowo.
2015. Teori Belajar Bahasa.
Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR

Komentar
Posting Komentar