Pengembangan Materi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

PENGEMBANGAN MATERI dalam PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Untuk Memenuhi Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa Indonesia

Dosen Pembimbing :
M. Bayu Firmansyah. M.Pd

Disusun oleh :
      Nur Lailatuz Zahroh  (16188201028)






STKIP PGRI PASURUAN
Jl. Kihajar Dewantara 27-29 pasuruan
Tahun ajaran 2016/2017







KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kita begitu banyak nikmat, diantaranya nikmat iman dan islam, lebih-lebih nikmat kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya meskipun dalam bentuk yang sederhana.
            Salam dan salawat semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita yaitu Nabi Muhammad SAW, nabi yang menjadi suri tauladan kita dan saya juga mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, khususnya ucapan terimakasih kami sampaikan kepada bapak M. Bayu Firmansyah. M.Pd. selaku dosen mata kuliah Metode Pembelajaran BI yang telah menuntun dan mengarahkan saya sampai akhirnya makalah ini selesai. Dan mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfa’at bagi para pembaca. Amin!
Dalam makalah ini sungguh masih terdapat banyak kesalahan baik dalam bentuk penulisannya maupun dalam bentuk penyusunannya, maka dari itu saya mengharapkan kepada para pembaca makalah ini dapat diberikan masukan dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah kami selanjutnya.



                                                                                                            Penyusun
                                                                                                         Nur lailatuz zahroh







DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
1.2   Rumusan Masalah
1.3   Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Materi Pembelajaran
2.2  Bahan Ajar dan Jenis-jenisnya
2.3  Langkah-langkah Pemilihan Bahan Ajar
2.4  Penentuan Cakupan dan Urutan Bahan Ajar
2.5  Sumber Bahan Ajar
2.6  Strategi Mempelajari Bahan Ajar oleh Pembelajar
2.7  Pendalaman Bahan Ajar Bahasa Indonesia
BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, social, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.
Guru bahasa indonesia dapat mengimplementasikan dengan memberikan materi pembelajaran atau bahan ajar yang  terdiri atas pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dipelajari oleh siswa. Hal itu harus sesuai dengan standart kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD).
Masalah  yang  sering dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah menentukan  atau memilih materi pembelajarn atau bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu peserta didik mencapai kompetensi atau tujuan. Hal ini disebabkan dalam bentuk “materi pokok’’. Menjadi tugas guru untuk menjabarkan materi pokok tersebut sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap.
Masalah yang sering dihadapi guru berkenaan dengan bahan ajar adalah guru memberikan bahan ajar atau materi pembelajaran terlalu luas atau terlalu sedikit, terlalu mendalam atau terlalu dangkal, urutan penyajian yang tidak tepat, dan jenis materi bahan ajar yang tidak sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai oleh pembelajar. Oleh karena itu, materi pembelajaran harus dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan, dan perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran tersebut. Agar guru dapat membuat persiapan yang berdaya guna dan berhasil guna, dituntut memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan materi pembelajaran, baik berkaitan dengan hakikat, fungsi, prinsip, maupun prosedur pengembangan materi serta mengukur efektivitas persiapan tersebut.
1.2    Rumusan Masalah
11)      Apa pengertian materi pembelajaran?
22)      Apa saja jenis-jenis bahan ajar?
33)      Bagaimana langkah-langkah dalam pemilihan bahan ajar?
44)      Apa sajakah penentuan cakupan dan urutan bahan ajar?
55)      Apa saja sumber bahan ajar itu?
66)      Bagaiamana strategi dalam mempelajari bahan ajar oleh pembelajar?
77)      Bagaiamankah pendalaman bahan ajar dalam bahasa Indonesia?

1.3    Tujuan
11)      Untuk mengetahui pengertian materi pembelajaran.
22)      Mendiskripsikan jenis-jenis bahan ajar.
33)      Mendiskripsikan langkah-langkah dalam pemilihan bahan ajar.
44)      Untuk mengetahui penentuan cakupan dan urutan bahan ajar.
55)      Untuk mengetahui sumber bahan ajar.
66)      Untuk mengetahui strategi dalam mempelajari bahan ajar oleh pembelajar.
77)      Untuk mengetahui pendalaman bahan ajar dalam bahasa Indonesia.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Materi Pembelajaran
Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa materi pembelajaran (instructional material) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Menurut National Center for Vocational Education Research Ltd ada tiga pengertian materi pembelajaran yaitu: 1) merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/ instruktur untuk perencanaan dan penelaah inplementasi pembelajaran; 2) segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam kegiatan belajar mengajar di kelas; 3) seperangkat substansi pembelajaran yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok yang utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam proses pembelajaran.
Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Artinya materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar serta indicator.

2.2  Bahan Ajar dan Jenis-jenisnya
Jenis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasi sebagai berikut. 
1)      Fakta yaitu segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya. Contoh dalam mata pelajaran Sejarah: Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan pembentukan Pemerintahan Indonesia.
2)       Konsep yaitu segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti /isi  dan sebagainya. Contoh, dalam mata pelajaran Biologi: Hutan hujan tropis di Indonesia sebagai sumber plasma nutfah, Usaha-usaha pelestarian keanekargaman hayati Indonesia secara in-situ dan ex-situ, dsb.
3)      Prinsip yaitu berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antarkonsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat. Contoh, dalam mata pelajaran Fisika: Hukum Newton tentang gerak, Hukum 1 Newton, Hukum 2 Newton, Hukum 3 Newton, Gesekan Statis dan Gesekan Kinetis, dsb.
4)      Prosedur merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem. Contoh, dalam mata pelajaran TIK: Langkah-langkah mengakses internet, trik dan strategi penggunaan Web Browser dan Search Engine, dsb.
5)      Sikap atau Nilai merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya  nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar dan bekerja, dsb. Contoh, dalam mata pelajaran Geografi:  Pemanfaatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan, yaitu pengertian lingkungan, komponen ekosistem, lingkungan hidup sebagai sumberdaya, pembangunan berkelanjutan.

2.3  Langkah-langkah Pemilihan Bahan Ajar
Kriteria bahan ajar yang harus diperhatikan adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dibawah ini akan dipaparkan langkah-langkah dalam pemilihan bahan ajar, antara lain:
1)      Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran.
2)      Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran. Materi pembelajaran dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif, seperti sudah diuraikan di atas secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Materi pemebelajaran aspek afektif meliputi: pemberian respon, penerimaan (apresiasi), internalisasi, dan penilaian. Materi pemebelajaran aspek motorik terdiri atas gerakan awal, semi rutin, dan rutin.
3)      Memilih materi. Hal yang perlu diperhatikan adalah jumlah atau ruang lingkup yang cukup memadai sehingga mempermudah pembelajar dalam mencapai standar kompetensi.

2.4  Penentuan Cakupan dan Urutan Bahan Ajar
1)      Penentuan cakupan materi pembelajaran
Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus memperhatikan apakah materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotor,  karena ketika sudah diimplementasikan dalam proses pembelajaran maka tiap-tiap jenis uraian materi tersebut memerlukan strategi dan media pembelajaran yang berbeda-beda.
Selain memperhatikan jenis materi juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan seberapa banyak materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran. Kedalaman materi menyangkut rincian konsep-konsep yang terkandung di dalamnya yang harus dipelajari oleh peserta didik.
Sebagai contoh, proses fotosintesis dapat diajarkan di SD, SMP dan SMA, juga di perguruan tinggi, namun keluasan dan kedalaman pada setiap jenjang pendidikan tersebut akan berbeda-beda. Semakin tinggi jenjang pendidikan akan semakin luas cakupan aspek proses fotosintesis yang dipelajari dan semakin detail pula setiap aspek yang dipelajari. Di SD dan SMP aspek kimia disinggung sedikit tanpa menunjukkan reaksi kimianya. Di SMA reaksi-reaksi kimia mulai dipelajari dan di perguruan tinggi reaksi kimia dari proses fotosintesis semakin diperdalam.
Kecukupan atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan. Memadainya cakupan aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Misalnya, jika dalam pembelajaran dimaksudkan untuk memberikan kemampuan kepada peserta didik di bidang jual beli, maka uraian materinya mencakup:
a.   penguasaan atas konsep pembelian, penjualan, laba, dan rugi; 
b.   rumus menghitung laba dan rugi jika diketahui pembelian dan penjualan;
c.    penerapan/aplikasi rumus menghitung  laba dan rugi.
Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang akan diajarkan terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga terjadi kesesuaian dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Misalnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI, salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik adalah ” Menulis surat dagang dan surat kuasa“. Setelah diidentifikasi, ternyata materi pembelajaran untuk mencapai kemampuan tersebut termasuk jenis prosedur. Jika kita analisis, secara garis besar cakupan materi yang harus dipelajari peserta didik agar mampu membuat Surat Dagang sekurang-kurangnya meliputi: (1) jenis surat  niaga, (2) jenis perjanjian jual beli dan surat kuasa,  (3) menulis surat perjanjian  jual –  beli dan surat kuasa sesuai dengan  keperluan , (4)  surat perjanjian jual – beli  dan surat berdasarkan struktur kalimat dan EYD.

2)      Urutan materi pembelajaran
Urutan penyajian berguna untuk menentukan urutan proses pembelajaran. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi  pembelajaran  mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan peserta didik dalam mempelajarinya. Misalnya,  materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Peserta didik akan mengalami kesulitan mempelajari pengurangan jika materi penjumlahan belum dipelajari. Peserta didik akan mengalami kesulitan melakukan pembagian jika materi perkalian belum dipelajari. Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok, yaitu: pendekatan prosedural dan hierarkis.
a)      Pendekatan prosedural
Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah: dalam menelpon, dalam mengoperasikan peralatan  kamera video, cara menginstalasi program computer, dan sebagainya.

b)      Pendekatan hierarkis
Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.

2.5  Sumber Bahan Ajar
Sumber bahan ajar adalah tempat diamana bahan ajar dapat diperoleh. Dalam mencari sumber bahan ajar, pembelajar dapat dilibatkan untuk mencarinya. Beberapa sumber yang dimaksud dapat disebutkan di bawah ini:
1)      Buku teks
Buku teks yang digunakan sebagai sumber bahan ajar untuk suatu jenis mata pelajaran tidak harus satu jenis, apalagi hanya berasal dari satu pengarang atau penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku teks agar dapat diperoleh wawasan yang luas.
2)      Laporan hasil penelitian
Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang aktual atau mutakhir.
3)      Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)
Penerbitan berkala yang berisiskan hasil penelitian atau hasil pemikiran sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Jurnal-jurnal tersebut berisiskan berbagai bahan penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya masing-masingyang telah dikaji kebenarannya.
4)      Pakar bidang studi
Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber bahan ajar. Pakar tadi dapat dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup, kedalaman, urutan dan sebagainya.
5)      Profesional
Kalangan profesional adalah orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan perbankan misalnya tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan. Sehubungan dengan itu bahan ajar yang berkenaan dengan ekonomi dan keuangan dapat ditanyakan pada orang-orang yang bekerja di perbankan.
6)      Buku kurikulum
Buku kurikulum penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Karena berdasar kurikulum itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi bahan dapat ditemukan. Hanya saja materi yang tercantum dalam kurikulum hanya berisikan poko-pokok materi. Gurulah yang harus menjabarkan materi pokok menjadi bahan ajar yang terperinci.
7)      Terbitan berkala seperti harian, mingguan dan bulanan
Terbitan berkala seperti koran banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan bahan ajar suatu mata pelajaran. Penyajian dalam koran-koran atau mingguan menggunakan bahasa populer yang mudah dipahami.
8)      Internet
Bahan ajar dapat pula diperoleh melalui jaringan internet. Di internet kita dapat memperoleh segala macam sumber bahan ajar. Bahkan satuan pelajaran harian untuk berbagai mata pelajaran dapat kita peroleh melalui internet.
9)      Media audiovisual (TV, Video, VCD, kaset auditif)
Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan belantara melalui siaran televisi.
10)   Lingkungan (alam.sosial, seni budaya, teknik, industri, ekonomi)
Berbagai lingkunagan seperti lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan seni budaya, teknik, industri, dan lingkungan ekonomi dapat digunakan sebagai sumber bahan ajar. Untuk mempelajari abrasi atau penggerusan pantai, jenis pasir, glombang pasang misalnya kita dapat menggunakan lingkungan alam berupa pantai sebagai sumber.

2.6  Strategi Mempelajari Bahan Ajar oleh Pembelajar
Secara khusus dalam mempelajarai materi pembelajaran, kegiatan pembelajara dapat dikelompokkan menjadi emapat, yaitu sebagai berikut:
1)      Menghafal (verbal & parafrasa)
Menghafal verbal adalah menghafal persis seperti apa adanya. Terdapat materi mata pelajaran yang memang harus dihafal persis seperti apa adanya, misalnya nama orang, nama tempat, nama zat, lambang, peristiwa sejarah, nama-nama bagian atau komponen suatu benda. Sebaliknya ada juga materi pembelajaran yang tidak harus dihafal persis seperti apa adanya  tetapi dapat diungkapkan dengan bahasa atau kalimat sendiri (hafal parafrase). Yang penting pembelajar paham atau mengerti, misalnya paham inti isis pembukaan UUD 1945, definisis saham, dalil Archimides, dan sebagainya.
2)      Menggunakan/mengaplikasikan (Use)
Dalam proses pembelajaran pembelajar perlu memiliki kemampuan untuk menggunakan, menerapkan atau mengaplikasikan materi yang telah dipelajari. Penggunaan fakta atau data adalah untuk dijadikan bukti dalam rangka pengambilan keputusan. Penggunaan materi konsep adalah untuk menyusun proposisi, dalil, atau rumus. Misalnya pada konsep jual beli meliputi penjualan, laba, biaya modal, untung, dan konsep “lebih besar”. Penerapan atau penggunaan prinsip adalah untuk memecahkan masalah pada kasus-kasus lain. Penggunaan materi prosedur adalah untuk dikerjakan atau dipraktikan. Penggunaan prosedur (psikomotorik) adalah untuk mengerjakan tugas atau melakukan suatu perbuatan. Penggunaan materi sikap adalah berperilaku sesuai nilai atau sikap yang telah dipelajari.
3)      Menemukan
Yang dimaksud penemuan (finding) adalah menemukan cara memecahkan masalah-masalah baru dengan menggunakan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajari. Gagne (1987) menyebutnya sebagai penerapan strategi kognitif. Misalnya, setelah mempelajari hukum bejana berhubungan seorang pembelajar dapat membuat peralatan penyiram pot gantung mengguanakan pipa-pipa paralon.
4)      Memilih Materi
Yang dimaksud dengan memilih disini adalah memilih untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Misalnya, memilih membaca nove daripada membaca tulisan ilmiah. Pemilihan seperti itu berkaitan dengan aspek sikap dan nilai dalam kehidupan.dengan pemilihan yang dilakukan oleh pembelajar, mereka harus mampu memberikan argumentasi atau pertnggungjawaban “mengapa saya harus memilih itu?”. Hal ini penting untuk mengembangkan pemikiran kritis dan kreatif.

2.7  Pendalaman Bahan Ajar Bahasa Indonesia
Secara garis besar, materi pembelajaran yang harus diajarkan untuk mata pelajaran bahasa Indonesia dikelompokkan atas dasar keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat jenis keterampiln tersebut harus diajarkan kepada pembelajar baik dalam bentuk keterampilan berbahasa nonsatra maupun maupun keterampilan bersastra.
1)      Keterampilan mendengarkan
Ketika berkomuniasi lisan, seseorang haru mampu menangkap informasi yang disampaikan oleh penutur. Aktivitas penyimakan yang perlu diajarkan kepada pembelajar adalah menyimak intensif, menyimak ekstensif, serta menyimak reflektif. Semua itu harus diberikan melalui berbagai jenis tuturan, misalnya pidato, khotbah, diskusi, seminar dan sebagainya.
Dri sekian banyak materi menyimak, yang perlu mendapat perhatian guru adalah memahami bagaimana mengatakannya sehingga menangkap apa yang dimaksudkan dan bukan sekadar menangkap apa yang dikatakan.


2)      Keterampilan berbicara
Keterampilan berbicara merupakan kemampuan mengungkapkan gagasan menggunakan bahasa lisan. Materi yang harus diajarkan mencakup banyak hal, misalnya diskusi, wawancara, memperkenalkan diri, bercerita, dan sebagainya. Disamping itu, yang perlu mendapat perhatian ketika mengajarkan keterampilan berbicara adalah apa yang dikatakan dan bagaimana cara mengatakannya.
3)      Keterampilan membaca
Keterampilan membaca merupakan kemampuan menagkap informasi yang disampaikan melalui bahasa tulis (wacana tulis). Kemampuan membaca membahasa kemampuan membaca cepat (scimming, scanning, membaca ekstensif), membaca intensif (membaca kritis, membaca pemahaman), membaca kritis, dan sebagainya. Berbagai wacana tulis yang beraneka ragam, seperti membaca artikel, membaca tabel, bagan, skema, teks drama, teks cerpen, puisi, laporan, dan sebagainya.
4)      Keterampilan menulis
Kemampuan menulis merupakan kemampuan mengungkapkan gagasan menggunakan bahasa tulis. Materi yang harus diajarkan mencakup menulis dengan topik tertentu yang menarik, menulis pengumuman, menulis berita, karya ilmiah sederhana, mengungkapkan informasi dalam bentuk paragraf (naratif, deskriptif, ekspositif, argumentatif), menulis pengalaman yang menarik, menulis surat pribadi, dan sebagainya.





BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Materi pembelajaran (instructional material) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Jenis-jenis bahan ajar meliputi fakta, konsep, prinip, prosedur, sikap atau nilai. Pembelajaran bahasa menyangkut empat (4) keterampilan yaitu keterampilan membaca, menulis, mendengarkan dan menyimak. Dari keempat pembelajaran tersebut guru harus mampu dalam menyampaikannya kepada pembelajar dan  Guru juga harus mampu dan tepat dalam memilih bahan ajar untuk pembelajar sesuai dengan standart kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD).




DAFTAR PUSTAKA

Pranowo. 2015. Teori Belajar Bahasa. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Strategi Belajar Mengajar

ANALISIS KONTRASTIF Dalam PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA