Pendekatan, Metode, Teknik, dan Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia
PENDEKATAN, METODE,
TEKNIK, DAN STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Untuk Memenuhi Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa
Indonesia
Dosen Pembimbing :
M. Bayu Firmansyah. M.Pd
Disusun oleh :
Nur Lailatuz Zahroh (16188201028)
STKIP PGRI PASURUAN
Jl. Kihajar Dewantara
27-29 pasuruan
Tahun ajaran 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan kita begitu banyak nikmat, diantaranya nikmat iman dan islam,
lebih-lebih nikmat kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah
ini tepat pada waktunya meskipun dalam bentuk yang sederhana.
Salam dan salawat semoga senantiasa
tercurah kepada junjungan kita yaitu Nabi Muhammad SAW, nabi yang menjadi suri
tauladan kita dan saya juga mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini, khususnya ucapan terimakasih kami
sampaikan kepada bapak M. Bayu Firmansyah. M.Pd. selaku dosen mata kuliah
Metode Pembelajaran BI yang telah menuntun dan mengarahkan saya sampai akhirnya
makalah ini selesai. Dan mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfa’at
bagi para pembaca. Amin!
Dalam makalah ini sungguh masih terdapat
banyak kesalahan baik dalam bentuk penulisannya maupun dalam bentuk
penyusunannya, maka dari itu saya mengharapkan kepada para pembaca makalah ini
dapat diberikan masukan dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah kami selanjutnya.
Penyusun
Nur
Lailatuz Z.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................................................
Daftar
Isi.............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN..................................................................................................
1.1
Latar
Belakang..............................................................................................................
1.2
Rumusan
Masalah.........................................................................................................
1.3
Tujuan............................................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN......................................................................................................
2.1
Pengertian Pendekatan dalam Pembelajaran
Bahasa........................................................
2.2
Pengertian Metode dalam Pembelajaran
Bahasa...............................................................
2.3
Pengertian Teknik dalam Pembelajaran
Bahasa..................................................................
2.4
Pengertian Strategi dalam Pembelajaran
Bahasa.................................................................
2.5
Implementasi Pendekatan, Metode, Teknik dan Strategi dalam
PBI.................................
2.6
Contoh Metode dalam
PBI..................................................................................................
BAB III
PENUTUP..................................................................................................................
3.1
Kesimpulan........................................................................................................................
3.2
Saran..................................................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kegiatan pembelajaran tidak
terlepas dari berbagai variabel pokok yang saling berkaitan yaitu kurikulum,
guru/pendidik, pembelajaran, peserta didik/siswa. Dimana semua komponen ini
bertujuan untuk kepentingan peserta. Ketika sedang mengajar, guru sering dibingungkan
dengan permasalahan istilah pendekatan, metode, teknik, dan strategi
pembelajaran. Istilah-istilah itu dalam praktiknya selalu menjadi perdebatan
panjang dan sampai sekarang tidak pernah ada titik temu yang dapat dijadikan
pegangan oleh guru dalam mengajar. Pendidik dituntut harus mampu menggunakan
berbagai pendekatan pembelajaran agar peserta didik dapat melakukan kegiatan
pembelajaran dengan menyenangkan.
Berdasarkan pandangan diatas, maka
permasalahan yang muncul adalah bagaimana upaya guru untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dengan pendekatan yang tepat. Salah satu solusinya yaitu dengan
mengembangkan suatu pendekatan pembelajaran yang membuat siswa lebih senang dan
lebih termotivasi untuk belajar. Beberapa pendekatan pembelajaran yang dianggap
efisien adalah pendekatan pembelajaran komunikatif, pendekatan pembelajaran
kontekstual, dan pendekatan pembelajaran humanistik. Pada makalah ini, penulis
akan menjelaskan tentang pendekatan, metode, teknik dan strategi yang sebagian
penjelasan diberikan secara analogi dengan harapan dapat membantu mempermudah
pemahaman para guru.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan pendekatan dalam pembelajaran bahasa?
2. Apa
yang dimaksud dengan metode dalam pembelajaran bahasa?
3. Apa
yang dimaksud dengan teknik dalam pembelajaran bahasa?
4. Apa
yang dimaksud dengan strategi dalam pembelajaran bahasa?
5. Bagaimanakah
implementasi pendekatan, metode, teknik dan strategi dalam PBI?
6. Bagaimanakah
contoh metode dalam PBI?
1.3
Tujuan
1. Mengetahui
pengertian pendekatan dalam pembelajaran bahasa.
2. Untuk
mengetahui pengertian metode dalam pembelajaran bahasa.
3. Untuk
mengetahui pengertian teknik dalam pembelajaran bahasa.
4. Untuk
mengetahui pengertian strategi dalam pembelajaran bahasa.
5. Untuk
mengetahui implementasi pendekatan, metode, teknik dan strategi dalam PBI.
6. Untuk
mengetahui contoh metode dalam PBI.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1
Pengertian Pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa
Pendekatan adalah asumsi teoritis yang
berkaitan dengan hakikat bahasa, belajar bahasa, dan pengajaran bahasa
(Anthony, 1963). Misalnya, hakikat bahasa (menurut pandangan-pandangan kaum
linguistik struktural) dapat diartikan sebagai simbol-simbol bunyi yang bersifat
arbiter dan konvensional. Namun, dengan penjelasan seperti itu kadang-kadang
guru sulit memahami dan bahkan semakin terasa abstrak.
Untuk memahami pendekatan, dapat
dianalogikan seperti berikut ini. Jika seseorang akan pergi ke Surakarta dari
Yogyakarta sebelumnya harus sudah memiliki kayakinan bahwa Surakarta berada di
sebelah timur kota Yogyakarta. Keyakinan ini diperoleh dari berbagai
pengetahuan, informasi, atau pengalaman orang lainyang pernah didengar bahwa
Surakarta ada di sebelah timur kota Yogyakarta. Keyakinan seperti itulah yang
dimaksud dengan pendekatan.
Begitu juga tentang pendekatan hakikat
belajar bahasa. Pendekatan tentang hakikat belajar bahasa juga harus dimiliki
atas dasar keyakinan tertentu. Berikut ini akan diuraiakan berbagai jenis
pendekatan.
1)
Pendekatan tujuan
Pendekatan tujuan ini dilandasi oleh
pemikiran bahwa dalam setiap kegiatan belajar mengajar, yang harus dipikirkan
dan ditetapkan lebih dahulu ialah tujuan yang hendak dicapai. Dengan
memperhatikan tujuan yang telah ditetapkan itu dapat ditentukan metode yang
akan digunakan dan teknik pengajaran yang bagaimana yang diterapkan agar tujuan
pembelajaran tersebut dapat dicapai. Jadi, proses belajar mengajar ditentukan
oleh tujuan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan itu sendiri.
Misalnya, untuk pokok bahasan menulis,
tujuan pembelajaran yang ditetapkan ialah "Siswa mampu membuat
karangan/cerita berdasarkan pengalaman atau informasi dari bacaan”. Dengan
berdasar pada pendekatan tujuan, maka yang penting ialah tercapainya tujuan,
yakni siswa memiliki kemampuan mengarang.
Adapun mengenai bagaimana proses
pembelajarannya, bagaimana metodenya, bagaimana teknik pembelajarannya tidak
merupakan masalah penting.Demikian pula kalau yang diajarkan pokok bahasan
struktur, dengan tujuan "Siswa memiliki pemahaman mengenai bentuk-bentuk
kata bahasa Indonesia". Tujuan tersebut dapat dicapai melalui pembelajaran
morfologi bahasa Indonesia. Penerapan pendekatan tujuan ini sering dikaitkan
dengan "cara belajar tuntas".
Dengan "cara belajar tuntas", berarti suatu kegiatan belajar
mengajar dianggap berhasil apabila sedikitnya 85% dari jumlah siswa yang
mengikuti pelajaran itu menguasai minimal 75% dari bahan ajar yang diberikan
oleh guru. Penentuan keberhasilan itu didasarkan hasil tes sumatif. Jika
sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa dapat mengerjakan atau dapat menjawab
dengan benar minimal 75% dari soal yang diberikan oleh guru maka pembelajaran
dapat dianggap berhasil.
2)
Pendekatan struktural
Pendekatan struktural merupakan salah
satu pendekatan dalam pembelajaran bahasa, yang dilandasi oleh asumsi bahwa
bahasa sebagai seperangkat kaidah, norma, dan aturan. Atas dasar anggapan
tersebut timbul pemikiran bahwa pembelajaran bahasa harus mengutamakan
penguasaan kaidah-kaidah bahasa atau tata bahasa. Oleh sebab itu, pembelajaran
bahasa perlu dititikberatkan pada pengetahuan tentang struktur bahasa yang
tercakup dalam fonologi, morfologi, dan sintaksis dalam hal ini pengetahuan
tentang pola-pola kalimat, pola kata, dan suku kata menjadi sangat penting.
Jelas bahwa aspek kognitif bahasa lebih diutamakan.Di samping kelemahan,
pendekatan ini juga memiliki kelebihan. Dengan pedekatan struktural, siswa akan
menjadi cermat dalam menyusun kalimat, karena mereka memahami kaidah-kaidahnya.
Misalnya saja, mereka mungkin tidak akan membuat kesalahan seperti di bawah
ini.
"Bajunya anak itu baru".
"Di sekolahan kami mengadakan
pertandingan sepak bola".
"Anak-anak itu lari-lari di
halaman".
3)
Pendekatan komunikatif
Pendekatan komunikatif merupakan
pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran bahwa kemampuan menggunakan bahasa
dalam komunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa.
Tampak bahwa bahasa tidak hanya dipandang
sebagai seperangkat kaidah tetapi lebih luas lagi, yakni sebagai sarana
untuk berkomunikasi. Ini berarti, bahasa ditempatkan sesuai dengan fungsinya,
yaitu fungsi komunikatif. Menurut Littlewood (1981) pemikiran pendekatan
komunikatif didasarkan pada pemikiran bahwa:
a. Pendekatan komunikatif
membuka diri bagi pandangan yang lebih luas tentang bahasa. Hal ini terutama
menyebabkan orang melihat bahwa bahasa tidak terbatas pada tata bahasa dan
kosakata, tetapi juga pada fungsi komunikatif bahasa.
b. Pendekatan komunikatif
membuka diri bagi pandangan yang luas dalam pembelajaran bahasa. Hal itu
menimbulkan kesadaran bahwa mengajarkan bahasa tidak cukup dengan memberikan
kepada siswa bagaimana bentuk-bentuk bahasa asing, tetapi siswa harus mampu
mengembangkan cara-cara menerapkan bentuk-bentuk itu sesuai dengan fungsi
bahasa sebagai sarana komunikasi dalam situasi dan waktu yang tepat.
1.2
Pengertian Metode dalam Pembelajaran Bahasa
Selama ini banyak orang ynag salah
pengertian bahwa metode sama dengan cara. Padahal, cara adalah teknik bagaimana
suatu tujuan dicapai. Sedangkan metode adalah rancang bangun pembelajaran yang
satu sama lain tidak saling bertentangan untuk mencapai suatu tujuan. Dengan
kesalahpahaman seperti itu, orang kemudian membedakan metoe ada umum dan ada
metode khusus. Yang dimaksud metode umum yaitu cara pembelajran yang biasa
digunakan untuk sebagian besar mata pelajaran seperti : (1) metode ceramah, (2)
diskusi kelompok, (3) permainan, (4) pemberian tugas dan lain-lain. Sedangkan
metode khusus adalah cara yang biasa digunakan untuk mata pelajaran tertentu
karena kekhususan yang dimilki setiap pelajaran.
Sebelum menentukan metode apa yang harus
dipilih, guru harus sudah memastikan pendekatan yang digunakan. Misalnya,
seseorang berasumsi bahwa Surakarta berada di sebelah timur kota Yogyakarta.
Inilah pendekatan. Oleh karena itu, agar dapat sampai ke Surakarta, seseorang
dapat memilih berbagai jalan yang dapat dilalui agar sampai ke Surakarta. Jika
asumsi pendekatan yang diikuti benar dan
jalan (metode) sesuai dengan asumsi, kemungkinan tujuan tercapai sangat besar.
1.3
Pengertian Teknik dalam Pembelajaran Bahasa
Setelah jalan yang dilalui sudah dipilih
berdasarkan asumsi pendekatan tertentu, seseorang dapat memilih teknik. Tekni
adalah cara bagaimana seseorang melewati jalan yang sudah dipilih berdasarkan
suatu asumsi tertentu. Jalan mana pun yang sudah dipilih, langkah selanjutnya
guru harus memilih teknik tertentu. Teknik adalah cara bagaiamana suatu tujuan
dapat dicapai.
Sebagai analogi, seseorang yang sudah
memilih jalan (metode) menuju ke Surakarta, mereka dapat memilih cara menyusuru
jalan menuju ke Surakarta. Pemilihan teknik harus didasarkan atas pertimbangan
bahwa cara tersebut adalah cara yang paling efisien dan efektif untuk
“menyusuri” jalan menuju ke suatu tujuan.
1.4
Pengertian Strategi dalam Pembelajaran Bahasa
Teknik (cara) mana pun yang dipilih oleh
guru, masing-masing harus memerhitungkan strategi. Setiap strategi yang dipilih
harus memperhitungkan bahwa tujuan akan tercapai secara efisien dan efektif.
Namun, selain memperhitungkan tujuan, guru dapat juga memperhitungkan tujuan
ikutan yang dapat dipetik melelui teknik yang dipilih.
Mengapa seorang guru yang akan mengajak
pembelajarnya ke Surakarta justru memilih naik sepeda. Tujuan utamanya adalah
harus sampai Surakarta. Tujuan ikutannya adalah agar pembelajar disamping
sampai Surakarta, sekaligus dapat berolahraga untuk memperkuat otot-otot dalam
tubuh. Namun, karena jarak Yogyakarta sampai Surakarta cukup jauh (60 km), agar
tujuan dapat tercapai dan otot-otot tubuh semakin kuat, setiap perjalanan sudah
mencapai 25 km mereka beristirahat untuk minum senyampang meregangkan otot agar
tidak kecapaian. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan lagi sampai Surakarta.
Inilah yang disebut strategi. Jadi strategi adalah siasat untuk mencapai
tujuan.
1.5
implementasi Pendekatan, Metode, Teknik dan Strategi dalam PBI
komponen utama dalam PBI adalah guru,
pembelajar dann materi. Artinya, PBI yang utama adalah guru mengajarkan materi
kepada pembelajar, agar materi dapat diserap oleh pebelajar, guru berusaha
semaksimal mungkin agar pembelajar “tahu, mampu, dan mahir berbahasa”.
Di samping komponen utama tersebut,
proses belajar mengajar (PBM) masih di dukung oleh komponen lain, yaitu
pendekatan, metode, teknik, dan strategi. Komponen pendukung itu tidak mutlak.
Namun, jika komponen pendukung tersebut ada tau tersedia, PBM akan lebih mudah
mencapai kompetensi pembelajar. Berkut akan di jelaskan mengenai peranan
komponen pendukung dalam PMB.
Dalam PBM, yang di jadikan wahana pengembangan
kompetensi dalam proses pembelajran adalah materi. Namun, pembelajar tidak
mudah menyerap dan memahami informasi dalam materi. Oleh karena itu, dibutuhkan
berbagai dukungan (komponen pendukung) untuk mempermudah penyerapan informasi.
Dengan demikian, guru harus mampu menerapkan pendekatan, metode, teknik dan
strategi secara terpadu.
Misalnya, jika
pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan struktural, rancangan
bangun pembelajaran (metode) yang disusun harus berdasarkan asumsi linguistik
struktural. Karena linguistik struktural berkeyakinan bahwa bahasa dapat
dikeping-keping atas dasar unsur linguistik, metode pembelajarannya harus
konsisten mengajarkan fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Begitu
juga, asumsi keterampilan berbahasa juga harus dikeping-keping menjadi
keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.dengan demikian PBI
harus mengajarkan seluruh unsur keterampilan berbahasa dengan memberikan
perhatian serius mengenai aspek linguistik
1.6
Contoh Metode dalam PBI
Di antara komponen pendukung yang selama
ini banyak mendapat perhatian adalah masalah metode pembelajaran bahasa.
Terutama metode yang mampu mengembangkan pikiran pembelajar untuk berfikir
kreatif dan inovatif. Dalam pembelajaran, metode seperti itu sering disebut
dengan istilah PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan). Beberapa
metode yang dapat dikategorikan sebagai metode PAKEM adalah sebagi berikut.
1.
Metode Kooperatif
Kooperatif secara harfiah diartikan
bekerja sama. Jadi metode kooperatif adalah jalan untuk mencapai tujuan dengan
cara bekerja sama anatara pembelajar satu dengan pembelajar yang lain. Metode
ini diterapkan dalam bentuk serangkaian aktivitas yang diorganisasikan secara
sistematis dengan memfokuskan diri pada tukar menukar informasi secara
terstruktur antar pembelajar dalam kelompok, tetapi masing-masing bertanggung
jawab atas pembelajaran yang mereka jalani (Kagan, 1992:8).
Prinsip-prinsip penerapan metode
kooperatif mencakup: (1) saling ketergantungan positif, (2) tanggung jawab
perseorangan, (3) tatap muka, (4) komunikasi antar anggota, (5) keberagaman
pengelompokan. Agar metode kooperatif dapat diterapkan secara baik, teknik
pembelajaran harus dikelola dengan benar. Beberapa teknik untuk menerapkan
metode kooperatif adalah sebagai berikut.
1)
Mencari pasangan
Untuk menerapkan metode koperatif,
langkah awal yang dilakukan adalah membentuk kelompok berpasang-pasangan.
Teknik ini dimaksudkan untuk memahami suatu konsep atau informasi tertentu yang
harus diungkapkan oleh pembelajar. Setiap pembelajar mengemukakan pendapatnya
berkaitan dengan materi yang dipelajari. Setiap pembelajar harus memahami
konsep atau informasi yang sudah di bahas dengan pasangannya.
2)
Bertukar pasangan
Setelah pembelajar berdiskusi dengan
pasangannya, setiap anggota saling bertukar pasangan. Teknik ini dimaksudkan
agar setiap anggota yang sebelumnya sudah mendiskusikan materi tertentu dan
sudah memahami konsep materi atau informasi dapat saling diinformasikan pada
anggota dari kelompok lainnya. Selama mereka saling mengungkapkan pendapatnya,
pembelajar ssekaligus dapat melatih keterampilan berbicara dan menyimak.
3)
Jigsaw
Teknik jigsaw sering disebut juga dengan
teknik kelompok ahli. Pada prinsipnya teknik ini sama dengan teknik mencari
pasangan dan bertukar pasangan. Dalam praktiknya, setiap kelas dibagi dalam
kelompok dengan tahap sebagai berikut: (1) setiap kelompok bisa terdiri dari
3-5 orang, (2) setiap kelompok dihitung dengan nomor urut, (3) setiap kelompok
dengan nomor urut sama diberi materi yang sama. Jika setiap kelompok terdiri
atas 5 orang, setiap kelompok disediakan 5 macam materi yang berbeda-beda, (4)
setelah setiap kelompok diberi materi, masing-masing anggota kelompok yang
mempunyai nomor urut yang sama dengan materi yang sama kemudian membentuk
kelompok yang baru dengan mendiskusikan materi yang didapatnya, (5) setelah mereka berdiskusi materi yang sama
dan sudah paham (anggota kelompok ahli), mereka kembali ke kelompok asal
masing-masing, (6) dalam kelompok asal, setiap anggota menjelaskan hasil
diskusi materi masing-masing kepada anggota kelompokn ya secara bergantian, (7)
setelah masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan menyampaikan hasil
diskusinya, mereka secara bersama-sama pula merumuskan dan menyimpulkan hasil diskusi di kelompok
asal, dan (8) setiap kelompok menunjuk salah satu anggota untuk
mempresentasikan hasil perumusan dan kesimpulan di hadapan semua kelompok
secara bergantian, (9) setelah selesai, guru memberikan komentar atau masukan kepada
seluruh pembelajar agar persepsi dan pemahaman pembelajar sama.
4)
Paired storytelling
Teknik ini menggabungkan kegiatan
membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara. Bahan pembelajaran yang cocok
untuk teknik ini adalah teks yang bersifat narasi dan deskripsi. Skemata
pembelajar harus diperhatikan agar aktivtas selain lancar.
2.
Metode Pembelajaran Berbasis Masalah
Metode ini dirancang atas dasar
pemikiran John Dewey. Dewey berpendapat bahwa sekolah merupakan cermin dari
kehidupan masyarakat.oleh karena itu, Dewey mendorong agar guru mau melibatkan
pembelajar dalam berbagai proyek yang berorientasi pada masalah. Gagasan ini
dimasudkan agar setiap kegiatan belajar sealalu purposeful (memliki tujuan yang
jelas) dan tidak abstrak.
Gagasan Dewey ini kemudian disempurnakan
oleh Piaget (1945) dan Vygotsky (1978). Piaget sebagai salah satu tokoh
kognitifisme terkenal berpendapat bahwah seorang anak, usia berapapun, mampu
terlibat secara aktif dalam proses mendapatkan informasi dan kemudian mengkonstruk
pengetahuan sendiri. Pengetahuan tidak statis tetapi terus berevolusi dan
berubah secara konstan. Kognitivis lain, yaitu Vygotsky (1978) menambahkan
bahwa interaksi sosial dengan orang lain memacu pengonstruksian ide-ide baru
dan meningkatkan perkembangan intelektual pembelajar.
Karena anak hidup di lingkungan
masyarakat, materi yang harus diajarkan kepada anak harus autentik seperti
masalah yang benar-benar terjadi di lingkunagn hidup anak di lingkungan
masyarakat. Oleh karena itu, metode PBM harus dirancang dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Menentukan sasaran dan tujuan
Sasaran dan tujuan dalam PBM menyangkut
tiga hal, yaitu (1) meningkatkan keterampilan intelektual dan integratif, (2)
memahami peran orang dewasa, (3) membantu pembelajar menjadi pembelajar
mandiri.
b. Memilih masalah secara tepat beserta
situasinya
Metode PBM berasumsi bahwa situasi
bermasalah yang membingungkan dan tidak jelas
akan dapat membangkitkan rasa ingin tahu
pembelajar sehingga mereka tertarik untuk memecahkannya. Dengan
memberikan kesempata kepada pembelajar untuk memilih masalah, mereka akan
merasa ikut memiliki masalah tersebut. Agar dapat memilih situasi bermasalah
yang baik harus memenuhi kriteria berikut (Sugiyanto, 2009).
1) Situasi harus autentik.
Misalnya, “bagaiamana menganalisis sebuah puisi yang bersifat kontemporer?”atau
bagaimana menganalisis sebuah karangan argumentatif berdasarkan
unsur-unsurnya?”, dan sebagainya.
2) Situasi dapat
mungkin bersifat kompleks. Masalah yang bersifat kompleks dapat memberikan
banyak alternatif pemecahan masalah.
3) Masalah
harus bermakna bagi pembelajar. Misalnya, masalah yang ditawarkan pada anak SD
berupa masalah “bagaimana menjaga kebersihan lingkungan?” atau “bagaimana agar
tanah di perbukitan tidak longsor?”.
4) Cakupan masalah bersifat luas. Misalnya,
masalah “kebersihan” hendaknya tidak sekadar menyangkut kebersihan kamar tidur,
tetapi juga kebersihan lingkunga hidup.
5)
Masalah harus memberikan manfaat bagi usaha kelompok. Setiap masalah yang
dipecahkan secara bersama hendaknya setiap anggota kelompok memperoleh
keuntungan baik secara intelektual maupun sosial.
Beberapa teknik yang dapat dilakukan
oleh guru untuk melaksanakan metode PBM dengan baik yaitu:
1) Setiap kelas dibagi menjadi beberapa
kelompok, yang terdiri atas 3-5 anak.
2) Setiap kelompok diberi satu teks yang
mengandung masalah untuk dicarai pemecahannya.
3) Agar pemecahan masalah dalam kelompom
tidak buntu, setiap kelompok diberi rambu-rambu seperti: (a) apakah masalah
yang terdapat dalam tek tersebut, (b) tunjukkan faktor penyebab terjadinya
masalah, (c) temukan beberapa kemungkinan
cara memecahkan masalah tersebut, (d) dari beberapa kemungkinan cara
memecahkan masalah, pilih salah satu yang dianggap paling baik untuk memecahkan
masalah, (e) berikan alasan mengapa cara itu yang dipilih untuk memecahkan
masalah.
4) Setelah setiap kelompok menemukan
pemecahan masalah, kemudian diminta untuk melaporkan hasil diskusi di depan
kelas.
5) Kelompok lain diminta memberikan
komentar, tanggapan, kritik, saran atau masukan mengenai pemecahan masalah yang
dilakukan oleh kelompok yang sedang presentasi.
6) Setelah semua kelompok melaporkan
hasilnya dan masing-masing telah memberikan komentar, tanggapan, kritik, saran
tau masukan, guru memberikan komentar mengenai hasil diskusi pembelajar.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pendekatan adalah asumsi teoritis yang
berkaitan dengan hakikat bahasa, belajar bahasa, dan pengajaran bahasa
(Anthony, 1963). Metode adalah rancang bangun pembelajaran yang satu sama lain
tidak saling bertentangan untuk mencapai suatu tujuan. Teknik adalah cara
bagaiamana suatu tujuan dapat dicapai. Sedangkan strategi adalah siasat untuk
mencapai tujuan.
Teknik pembelajaran ditentukan
berdasarkan metode yang digunakan, dan metode disusun berdasarkan pendekatan
yang dianut. Dengan kata lain, pendekatan menjadi dasar penentuan metode, dari
metode dapat ditentukan teknik. Karena
itu, teknik yang digunakan guru dapat bervariasi sekali. Untuk metode yang sama
dapat digunakan teknik pembelajaran yang berbeda-beda, bergantung pada berbagai
faktor.
Karena itu, teknik pembelajaran yang
digunakan guru tergantung pada kemmapuan guru itu mencarai akal atau siasat
agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan berhasil dengan baik.
3.2
Saran
Dengan terselesaikannya makalah ini kami
berharap kepada semua para pembaca yang menyimak isi dari makalah ini, berharap
agar para pembaca dapat mengetahui Pendekatan, Metode, Teknik Pembelajaran. Sebagai
calon guru, kita harus memahami semua Pendekatan, Metode, Teknik Pembelajaran
agar kita dapat membimbing siswa dalam proses pembelajaran bahasa.
DAFTAR PUSTAKA
Budiasih, Darmiyati Zuchdi.
2001.Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia di Kelas Rendah. Yogyakarta: PAS
Ngalimun, dkk. 2014. Pembelajaran
Ketrampilan Berbahasa Indonesia. Jogjakarta: Swaja Pressindo
Pranowo. 2015. Teori Belajar Bahasa.
Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR
Zulela. 2012. Pembelajaran Bahasa
Indonesia. Bandung: Remaja Rosdakarya
Komentar
Posting Komentar